Thursday, February 19, 2015

Sindrom HELLP

Mungkin anda tidak pernah mendengar tentang sindrom HELLP, tapi mungkin anda pernah mendengar mengenai orang-orang atau kerabat anda yang pada saat hamil menderita hipertensi berat. Nah, HELLP sindrom ini adalah salah satu variasi dari penyakit hipertensi pada kehamilan. Penyakit ini didiagnosa dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Keluhan pada ibu hamil yang menderita sindrom HELLP bisa sangat minim sampai sangat berat, diantaranya:
kaki bengkak, berat badan yang bertambah drastis, sakit kepala, nyeri perut bagian atas, mual-muntah, pengelihatan yang kabur, kejang, mimisan.

Pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan hipertensi, kemudian dokter akan melakukan tes darah dan urin untuk mengetahui beratnya penyakit. Bila ditemukan kadar trombosit yang rendah, adanya peningkatan enzim hati (SGOT-SGPT) dan peningkatan kadar bilirubun dan LDH maka dapat dipastikan bahwa hipertensi pada ibu tergolong sebagai sindrom HELLP.

Apa bedanya sindrom HELLP dengan hipertensi pada kehamilan?
singkatnya, jika hipertensi tidak menimbulkan gejala dan tidak mempengaruhi hasil laboratorium, maka hipertensinya saat itu tidak menyebabkan komplikasi organ ibu yang membutuhkan perhatian. Namun jika hipertensi disertai oleh gejala/sindrom maka komplikasi pada ibu dan janin semakin besar.

Apa saja komplikasi yang bisa terjadi?
Pada ibu dapat terjadi kerusakan organ, seperti ginjal, hati dan jantung. Pada janin dapat menyebabkan plasenta janin rusak, akibatnya janin kurang mendapat asupan makanan hingga pertumbuhannya terhambat, bila janin kurang mendapat asupan oksigen dari ibu dapat terjadi gawat janin. Bila Plasenta lepas sebelum persalinan maka dapat terjadi perdarahan, hal ini merupakan kegawatdaruratan untuk ibu dan janinnya.

Apa obat untuk sindrom HELLP?
Anda akan diberikan obat hipertensi dan obat-obatan penunjang lainnya. Jika penyakit hipertensi menimbulkan gejala dan komplikasi, dokter akan mempertimbangkan untuk melahirkan bayi anda walaupun bayi dalam kondisi masih prematur. Karena komplikasi tersebut akan berangsur-angsur membaik setelah janin dilahirkan. Sebelum dilakukan persalinan, maka ibu akan mendapatkan suntikan kortikosteroid untuk mempercepat perkembangan paru-paru janin.

Bisakah dicegah?
Hipertensi pada kehamilan maupun sindrom HELLP tidak dapat dicegah. Namun komplikasinya dapat diminimalkan jika penanganannya baik. Oleh karena itu, pada trimester ketiga kehamilan ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya lebih rutin terutama jika mempunyai hipertensi, sehingga komplikasinya dapat terdeteksi dini.


Wednesday, February 18, 2015

Bagaimana saya harus memakai kartu BPJS saya

Bismillah...
Sebenarnya saya tidak berkompeten menulis tentang cara menggunakan BPJS, namun di sini saya ingin berbagi bagaimana supaya pasien-pasien bisa nyaman dan cepat ditangani saat berobat dengan kartu ini. 
Indonesia baru mempunyai sistem jaminan kesehatan nasional, jadi wajar masih banyak kekurangan di sana-sini. Daripada mengeluhkan kekurangan-kekurangannya, lebih baik kita fokus ke pemakaiannya saja, masalah kebijakan dan sistem kita serahkan saja pada pemerintah. 

  1. Jika anda belum terdaftar, daftarkan segera secara online di mendaftar BPJS atau jika anda tidak mengerti, mintalah didampingi orang yang mengerti. Pilih klinik atau puskesmas pelayanan pertama yang paling dekat dengan rumah anda. Jangan menunda sehingga saat sakit baru mendaftar, karena kartu BPJS baru aktif 7 hari setelah pembuatan.
  2. Jika BPJS anda sudah aktif, namun kartunya belum anda terima, maka anda tetap dapat berobat dengan BPJS.
  3. Daftarkanlah sendiri kartu BPJS anda, jangan minta orang lain mengurus semuanya. Hal ini bisa menimbulkan kekeliruan dalam memilih fasilitas kesehatan saat mendaftar. Beberapa orang yang seperti ini malah kebingungan saat sakit harus kemana, tidak tahu dimana puskesmas atau kliniknya. 
  4. Berobatlah segera jika anda sakit, jangan menunda hingga sakitnya parah. Menurut pengalaman saya, pada saat pasien sakit namun kondisinya stabil, maka akan lebih cepat pasien tersebut mendapatkan rujukan dan dirujuk ke fasilitas lengkap atau pindah dari RS A yang kurang fasilitas ke RS B yang fasilitasnya lebih lengkap. Contoh-contoh kasusnya akan saya terangkan nanti.
  5. Menurut pengalaman, merujuk pasien dengan kondisi tidak stabil ke RS swasta sama sulitnya dengan merujuk ke RSUD/pemerintah. Jadi tidak benar jika karena menggunakan kartu BPJS jadi sulit mendapat rujukan. Biasanya jadi sulit, jika pasien kondisinya buruk/tidak stabil sehingga butuh fasilitas dan dokter yang lebih ahli. Perbandingan jumlah RS yang punya fasilitas lengkap dan jumlah pasien yang membutuhkan tidak seimbang, inilah mengapa merujuk pasien dengan kondisi buruk sangat sulit.
  6. Jika anda sakit yang kira-kira butuh penganganan segera dengan alat-alat kesehatan yang lengkap, maka anda tidak perlu ke puskesmas atau klinik, langsung saja ke Rumah Sakit terdekat yang bekerjasama denga BPJS. Contoh-contoh kasusnya akan saya terangkan nanti.
  7. Semua RSUD menerima pasien BPJS, tidak semua RS Swasta menerima pasien BPJS. Jadi, mungkin luangkanlah waktu anda mencari info RS swasta mana saja yang menerima BPJS.
  8. RS swasta ada yang tidak menerima BPJS mandiri, namun menerima BPJS jenis lainnya, tergantung kerjasamanya dengan BPJS. Jadi kebijakan tiap RS swasta berbeda-beda.
  9. Jika anda mendapatkan masalah yang ada kaitannya dengan penggunaan BPJS saat berobat di RS, maka anda boleh mengajukan komplain ke pihak BPJS rumah sakit. Dokter atau perawat tidak ada kaitannya dengan kebijakan RS, tugas mereka merawat pasien saja.
  10. Ada obat-obatan yang tidak dijamin oleh BPJS, sehingga pasien harus menebus sendiri. Obat-obatan yang dijamin BPJS ada dalam formularium nasional. Klik link ini untuk mengetahui Obat yang dijamin BPJS
Banyak pasien-pasien yang sudah terbantu dengan adanya BPJS. Misalnya pasien-pasien cuci darah seumur hidup yang seharusnya mengeluarkan uang kira-kira 2 juta rupiah perminggu untuk cuci darah, kini tidak perlu memikirkan biaya tersebut. Agar pasien-pasien nyaman dengan pelayanan BPJS, luangkan waktu untuk mencari info mengenai BPJS selagi sehat.