Wednesday, August 27, 2014

Borok di kaki (penyakit arteri perifer)

Kemarin saya baru mengikuti seminar di RS omni Pulomas (thanks to RS Omni), pembicaranya adalah dokter spesialis penyakit dalam dr. Didi Kurniadhi Sp.PD, KKV. Seminarnya membahas tentang manajemen dan diagnosis peripheral arterial disease atau disingkat PAD. Saya akan memberikan sedikit informasi PAD pada kesempatan kali ini.

PAD adalah penyakit yang ditimbulkan oleh penyempitan pembuluh darah arteri (artherosclerosis). Penyempitan ini disebabkan oleh timbunan plak dan perkapuran pada dinding arteri (sama seperti yang terjadi pada penyakit jantung koroner). Kebanyakan pasien dengan PAD juga mempunyai plak pada dinding arteri jantung, hal ini menyebabkan meningkatnya resiko serangan jantung dan stroke. Oleh karena itu, PAD dapat menjadi pertanda awal penyakit kardiovaskuler, seperti jantung koroner dan stroke.

PAD biasanya terjadi pada tungkai, umumnya plak menempel pada lebih dari 1 tempat. Adanya sumbatan plak pada PAD membuat aliran darah ke kaki menjadi berkurang, sehingga timbul gejala-gejala iskemuk seperti nyeri, keram, rasa berat atau baal pada tungkai saat berjalan atau berolahraga dan nyeri akan hilang jika beristirahat (disebut juga intermittent claudication). Jika tidak diobati, maka dapat menjadi berat, membuat ulkus/borok pada kaki dan bahkan bisa lumpuh bila terjadi sumbatan total pada arteri.

Hipertensi, diabetes, obesita, rokok dan lansia dapat menjadi faktor resiko terkena PDA:
  • Orang usia < 50 tahun dengan diabetes ditambah salah satu faktor resiko seperti merokok, hipertensi, hiperkolesterol.
  • Orang usia 50-69 dengan riwayat merokok atau diabetes
  • Orang usia diatas 70 tahun
http://www.drugs.com/health-guide/peripheral-arterial-disease.html

Gejala awal yang timbul pada PDA misalnya kaki terasa berat, nyeri (lokasinya tergantung letak arteri yang tersumbat). Kaki pucat jika diangkat ke atas dan kebiruan jika berdiri (elevation pallor and dependent rubor). Rambut/bulu dibagian kaki yang terkena PDA rontok, kulit kering, pecah-pecah. Jika luka di daerah sekitar sumbatan, maka luka kecil pun sulit sembuh, menjadi borok yang kehitaman dan jaringan kulitnya mati. 

http://virchicago.com/peripheral-artery-disease/

50% dari orang yang terkena PDA tidak menimbulkan gejala sama sekali, oleh karena itu dianjurkan pada orang yang memiliki faktor resiko yang disebutkan di atas (diabetes, perokok, hipertensi dan hiperkolesterol) untuk memeriksakan diri ke dokter. Adanya kerusakan saraf tepi pada diabetes (neuropati) juga dapat menyebabkan nyeri tidak terlalu terasa.

Dokter akan memeriksa kaki yang terkena PDA dengan meraba denyut nadi kaki, kemudian memeriksa tekanan darah di kaki (Ankle-brachial index), untuk memastikan PDA maka akan dilakukan pemeriksaan USG duplex, jika diperlukan akan dilakukan angiografi. Dokter juga akan memeriksa tekanan darah, kadar kolesterol dan gula darah.

Pada pasien PDA yang stabil/ringan, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengurangi perburukan, pasien juga diminta untuk berhenti merokok, olahraga, memperbaiki kadar gula darah, hipertensi dan kolesterol. Pada kasus berat, dilakukan tindakan bedah untuk memperbaiki aliran darah.

 http://www.youtube.com/watch?v=8q4Cz-a6zkQ


Thursday, August 21, 2014

Batuk rejan/pertusis/whooping cough

Batuk pilek merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak-anak. Salah satu jenis batuk yang sering menyerang anak adalah batuk rejan, sering disebut juga pertusis atau batuk seratus hari. Penyebabnya adalah bakteri Bordetella Pertussis. Gejala khas penyakit ini adalah batuk panjang yang diikuti suara "hup" pada saat menarik napas. Batuk panjang ini dapat membuat wajah anak merah atau kebiruan karena pada saat batuk anak sulit menarik nafas sehingga oksigen yang masuk ke paru-paru berkurang, wajah menjadi kebiruan.Pertusis sering menginfeksi anak usia dibawah 6 bulan dan anak usia 11-18 tahun. Pencegahan penyakit ini adalah dengan vaksinasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus).

Gejala awal penyakit ini adalah batuk kering, demam ringan, pilek dan bersin. Setelah 1-2 minggu, batuk kering akan berhenti menjadi batuk berdahak. Saat serangan, batuk dapat berulang lebih dari 1 menit diikuti dengan suara "hup" saat anak mengambil nafas, dapat diikuti dengan muntah. Pada bayi, batuk atau suara "hup" dapat tidak terdengar, bayi terlihat terengah/megap-megap dengan wajah memerah dan tidak dapat bernapas selama beberapa detik. Pada orang dewasa, batuk rejan sering kali lebih ringan dan bahkan tidak bergejala. 

Di bawah ini terdapat video yang memperlihatkan bayi dan yang menderita batuk rejan:
http://www.youtube.com/watch?v=S3oZrMGDMMw

http://www.youtube.com/watch?v=Rmlo2to0ogs


Pertusis sangat mudah menginfeksi saluran pernapasan. Penularannya melalui percikan batuk atau bersin dari orang yang sudah terinfeksi pertusis ke orang lain.

Tidak mudah mendiagnosis batuk pertusis, pada awal gejala penyakit dokter akan menduga penyakit ini hanya batuk pilek biasa yang disebabkan oleh virus, karena gejala awalnya yang mirip common cold.

Pertusis dapat dicegah melalui vaksin DTaP, sekarang Vaksin DTP ini ada dalam bentuk kombinasi dengan vaksin lainnya. Pada bayi, vaksin diberikaan sebanyak 5x, yaitu 3x pada usia kurang dari satu tahun, kemudian diberikan dosis booster saat anak usia antara 15-18 bulan dan 4-6 tahun. dan  Ibu hamil antara minggu ke 27-36 juga dianjurkan untuk vaksin DTP/Tdap untuk melindungi bayi baru lahir dari pertusis.
 




Wednesday, February 12, 2014

flu singapura

Apa anda pernah mendengar penyakit mulut, tangan dan kaki pada unggas? Ya, penyakit ini jika diderita manusia dinamakan flu singapura. Istilah inggrisnya HMFD (Hand Foot and Mouth Disease). Penyakit HMFD pada manusia tidak ditularkan dari unggas ke manusia. Penyakit ini biasanya diderita pada usia anak-anak yaitu anak usia 5-15 tahun.

Penyebab penyakit ini adalah virus Coxsackie A dan Enterovirus 71. Karena penyebabnya adalah virus, maka penyakit ini dapat sembuh sendiri 7-10 hari, jika tidak ada komplikasi lain.

Gejala penyakit HMFD:
- Demam 2-3 hari
- diikuti nyeri tenggorokan
- Sariawan pada tonsil, pipi bagian dalam dan gusi
- ruam kulit yang kemudian dapat menjadi vesikel (bintik berisi cairan)  di siku, betis, bokong tidak gatal.
- anak rewel
- diare

Komplikasinya, dapat terjadi radang selaput otak/meningitis atau radang otak/ensefalitis.


Monday, February 10, 2014

radang tenggorokan memicu demam rematik

Jika anda terkena radang tenggorokan yang tak kunjung sembuh, ada baiknya anda memeriksakan diri ke dokter. Radang tenggorokan dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri. Radang tenggorokan dapat menyebabkan komplikasi serius pada jantung, yang ditandai dengan demam rematik. Penyakit ini berawal dari infeksi bakteri streptokokus beta hemolitikus grup A yang berulang. Selanjutnya demam rematik dapat menyebabkan komplikasi pada jantung yang disebut penyakit jantung rematik.

Biasanya tubuh kita membuat antibodi untuk melawan infeksi, namun pada penyakit ini, antibodi juga menyerang jantung. Peradangan berulang pada jantung dapat merusak katup-katup jantung.

Faktor resiko dari demam rematik adalah:
- usia 5-15 tahun
- buruknya kesehatan
- riwayat demam rematik pada keluarga




Gejala demam rematik antara lain:
  • demam timbul 2-3 minggu.
  • nyeri  sendi (atralgia)
  • radang sendi (poliatritis migrans) pada sendi besar dan berpindah-pindah dan asimetris
  • peradangan jantung. Komplikasi ini ditemukan pada 50% kasus demam rematik. Peradangan ini dapat merusak katup-katup jantung, menyebabkan gagal jantung yang ditandai dengan sesak nafas, gangguan irama jantung (gallop), pembengkakan jantung (cardiomegali), pembengkakan hati (hepatomegali), tangan dan kaki bengak.
  • gangguan saraf pusat. Ditandai dengan gerakan tangan yang tidak beraturan, cepat dan menyentak pada wajah, tangan dan kaki (chorea sydenham). Gejala psikiatrik, seperti emosi yang labil, perubahan kepribadian, cemas, obsesif-kompulsif juga dapat terjadi.

chorea sydenham

  • Kelainan kulit. Kelainan ini jarang ditemukan, berupa ruam kulit (eritema marginatum) yang pinggirnya kemerahan, tidak gatal, diameter 2,5 cm, pada tubuh dan tungkai bagian atas, dapat menghilang jika terkena dingin. Kelainan lain pada kulit dapat berupa benjolan bawah kulit yang keras (nodul subkutan) dan tidak nyeri, dapat digerakan, diameter 0,5-2 cm, ditemukan pada ruas jari, lutut dan persendian kaki, persendian tulang belakang.

eritema marginatum



nodul subkutan







  


Diagnosa penyakit demam rematik ditegakkan bila ditemukan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. Kriteria ini dinamakan kriteria  Jones. Selain itu akan diperiksakan kultur kuman di tenggorokan, juga pemeriksaan darah untuk mendeteksi penyakit jaringan sendi (ASTO). Peningkatan titer ASTO (mulai meningkat 1-3 minggu setelah terinfeksi streptokokus) atau hasilnya >200 membuktikan adanya infeksi kuman streptokokkus.

Kriteria mayor:
- karditis (nyeri dada)
- Poliartritis migrans(radang sendi)
- chorea Sydenham (gerakan tidak beraturan)
- nodul Subkutan
- eritema marginatum

Kriteria minor:
- atralgia (nyeri sendi)
- demam
- lab: CRP meningkat
- lab: LED meningkat
- EKG: PR interval memanjang

Bagaimana mengatasi demam rematik??
- Dokter akan memberikan obat anti radang (prednison 5 mg sebelum tidur) untuk meringankan gejala penyakit dan mencegah kerusakan katup jantung.
- antibiotik juga diberikan dengan injeksi benzathine penicillin G. Awalnya diberikan 1x suktikan (1,2 juta unit) pada otot, kemudian diberikan satu kali suntikan tiap tiga minggu. Lamanya terapi tergantung derajat penyakit pasien dan ada tidaknya komplikasi jantung. Terapi dengan antibiotik bisa sampai beberapa tahun bahkan seumur hidup.Antibiotik lain yang dapat dipakai yaitu Penicillin V oral 500 mg 2x1 selama 10 hari, dilanjutkan dengan dosis profilaksis 250 mg 2x1